PATROLI SUKABUMI | Tradisi Palang Pintu yang biasanya menjadi bagian dalam prosesi pernikahan adat Betawi dihadirkan dalam kegiatan Milangkala kelima Paguyuban Padjadjaran Anyar di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Dikutip dari Detik.com, Palang Pintu itu dipentaskan Sanggar Ikatan Seni Betawi Tenabang (Isbat) pimpinan Nasrullah dihadapan sejumlah tokoh dan perwakilan pegiat seni dan kebudayaan sunda di Sukabumi. Gedebak-gedebuk, salah seorang personel Isbat mempraktikan silat aliran Kong Sabeni.
"Milangkala kami yang kelima ini memang sengaja mengundang dari berbagai daerah ada yang dari Jakarta, Banyumas, Jawa Tengah, Banten, Bandung, Cianjur alhamdulillah tiap daerah ada perwakilannya," kata Ketua Adat Paguyuban Padjajaran Anyar Firman Nirwan Boestoemi, Sabtu (29/7/2023).
Taradisi Palang Pintu sendiri sengaja ditampilkan sebagai pembuka acara tersebut. Hal itu menurut Firman untuk mengolaborasikan keberagaman seni budaya di Nusantara yang ditampilkan kepada pengunjung yang hadir.
"Itu tradisi Betawi saat pembukaan itu, dihadirkan konsep untuk menyatukan atau kerukunan antara budaya di nusantara. Langkah ke depan berharap lebih besar dari ini, pemerintah lebih peduli terhadap tradisi budaya yang ada di Palabuhanratu. Kami adalah embrio dari kegiatan tersebut. Harapannya ke depan dukungan bisa lebih terasa dari pemerintah," beber Firman.
Terlihat hadir Abah Hendrik, pupuhu Kasepuhan Adat Cipta Mulya, kemudian perwakilan dari Padepokan/Pondok Buli-buli Banyumas, Dayak Indramayu dan Betawi Isbat Tenabang. Selain itu terlihat hadir juga Kepala Dinas Pariwisata Sigit Widarmadi dan perwakilan dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Sukabumi.
Palang Pintu Tak Sekadar di Acara Kawinan
Sementara itu, Nasrullah pimpinan sanggar Isbat Tenabang, Jakarta menjelaskan Tradisi Palang Pintu merupakan salah satu tradisi yang menjadi identitas masyarakat Betawi Di Jakarta. Meskipun identik dengan prosesi pernikahan atau perkawinan, Palang Pintu juga kerap dipentaskan di acara kenduri lainnya.
"Kami dapat bersilaturahmi, diundang oleh kang Firman dalam rangka pagelaran budaya sunda. Kita ikut memeriahkan Insya Allah kedepan kami sampaikan kedepannya akan lebih meriah lagi dan kedepan kita akan berkolaborasi lebih banyak lagi seni budaya dari Tanah Abang Betawi," kata Nasrullah.
"Palang Pintu memang identiknya digelar di acara pernikahan, namun bukan hanya di perkawinan, tapi bisa dikolaborasikan dengan acara kendurian seperti hari ini. Kita meresmikan momentum atau pagelaran kita bisa adakan Palang Pintu," sambungnya.
Perpaduan silat dan seni pantun yang jenaka menjadi hal yang memang biasa ditampilkan dalam tradisi Palang Pintu. Lontaran kalimat khas Betawi memang terbukti ampuh mengundang gelak tawa. Tidak hanya itu, beberapa jurus silat khas Betawi juga ditampilkan.
"Silat itu banyak di Tenabang, Cingkrik adalah salah satunya kebetulan ada tiga aliran, Cingkrik, Kong Sabeni, dan Kong Rahmat yang tadi dimainkan adalah aliran Kong Sabeni, Cingkrik tidak kita mainkan karena berbenturan dengan waktu. Insya Allah tahun depan semua permainan jurus kita akan atraksikan," pungkasnya. ***